Jepara, 14 Maret 2025 – Kasus penipuan online semakin meresahkan mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara. Modus yang digunakan pelaku adalah mencatut nama Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) untuk meminta pengiriman pulsa melalui grup WhatsApp (WAG) serta pesan pribadi (Japri) kepada sejumlah mahasiswa.
Salah satu korban penipuan ini adalah Reza, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Reza mengaku awalnya hanya membalas pesan di WAG sebelum akhirnya tertipu.
Menurut Reza, pelaku pertama kali menghubungi melalui grup WhatsApp mata kuliah Pancasila dengan mengatasnamakan Dekan FSH. Pesan yang dikirim berbunyi:
"Assalamualaikum semua, Mungkin di grup ada yg jualan pulsa, mohon Infoyaa"
Tanpa rasa curiga, Reza membalas pesan tersebut. Tak lama kemudian, pelaku menghubunginya melalui pesan pribadi dan meminta pengisian pulsa senilai Rp200.000. Sebelum mengirim, Reza sempat kebetulan mencocokkan nomor tersebut dengan yang tertera di akun SIAMA (Sistem Informasi Akademik Mahasiswa) dan ternyata sesuai. Merasa yakin, ia pun mengirimkan pulsa melalui aplikasi Dana.
Setelah pulsa dikirim, pelaku meminta untuk mengirim struk transaksi dan kemudian meminta tambahan pulsa sebesar Rp300.000. Namun, Reza mengaku tidak memiliki saldo yang cukup. Pelaku terus mendesak agar Reza berusaha mengisi ulang, hingga akhirnya Reza mulai curiga. Kecurigaan ini semakin kuat setelah seorang teman mengonfirmasi bahwa nomor WhatsApp Dekan FSH telah di hack.
"Saya baru sadar setelah teman saya menghubungi dan memberi tahu bahwa nomor tersebut telah di hack. Ini jadi pelajaran bagi saya dan semoga kasus ini bisa diusut tuntas agar korban lainnya bisa mendapatkan haknya kembali," ujar Reza, Jum'at (14/03/2025).
Selain Reza, Imroatul, mahasiswi dari kelas mata kuliah Pancasila juga hampir menjadi korban penipuan yang sama. Beruntung, ia menyadari adanya kejanggalan sebelum memenuhi permintaan pelaku. Imroatul pun mencoba mengalihkan topik dari isi pesan pelaku, namun tak lama kemudian pesan yang dikirim tidak lagi mendapat balasan, hal itu semakin memperkuat dugaan bahwa itu adalah aksi penipuan.
Melalui status WhatsApp-nya, Kemal selaku Duta Tarbiyah 2025 mengingatkan teman-teman pelajar untuk lebih berhati-hati.
"Saya sangat menghargai beliau. Tapi jika sudah merugikan orang lain, maka harus ada pertanggungjawaban. Unisnu wes kakean one human eror. Intine ati ati cah. Penipuan wes akeh variasine. Salam satu aspal!" tulis Kemal.
Hingga saat ini, nomor pelaku diketahui masih aktif melakukan aksinya. Informasi terbaru menyebutkan bahwa pelaku telah mencatat grup WhatsApp 22PAIA3 dan 22PGPAUD sebagai target berikutnya.
Mahasiswa diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap modus penipuan semacam ini, terutama jika ada permintaan transaksi keuangan yang mencurigakan. Jika membahas kasus serupa, segera laporkan kepada pihak kampus agar dapat ditindaklanjuti.
Comments
Post a Comment